PP-Darul Mu'minin

Cinta tanah air sebagian dari iman?

Sebagai muslim sudah sepatutnya kita mencintai tanah air, untuk kita jaga, kita bela, dan dibanggakan. Namun konteks mencintai tanah air masih banyak yang menentang dikarenakan tidak adanya dalil shahih.

Sering kita dengar kalimat “hubbul wathon minal iman”. Tentu jargon tersebut bukanlah hadist shahih yang berasal dari Nabi Muhammad Saw, melainkan hadist maudhu atau palsu sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dalil. Akan tetapi makna yang terkandung dalam jargon tersebut shahih. Kenapa demikian? Sebab jauh-jauh hari sebelum masa hidupnya jargon ini sudah dikenal dan diakui kebenarannya di lingkungan ulama Islam.  Imam as-Sakhawi menjelaskan:


لَمْ أَقِفْ عَلَيْهِ وَمَعْنَاهُ صَحِيْحٌ فِي ثَالِثِ الْمُجَالَسَةِ لِلدَّيْنَوَرِيِّ مِنْ طَرِيْقِ الْأَصْمَعِيِّ سَمِعْتُ اَعْرَابِيًّا يَقُوْلُ إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَعْرِفَ الرَّجُلَ فَانْظُرْ كَيْفَ تَحَنُّنُهُ إِلَى أَوْطَانِهِ وَتَشَوُّقُهُ إِلَى إِخْوَانِهِ وَبُكَاؤُهُ عَلَى مَا مَضَى مِنْ زَمَانِهِ

Artinya :  “Aku tidak menjumpai riwayat ‘hubbul wathan minal iman’ sebagai hadits, sama sekali sebagai hadits, tapi secara substansial maknanya benar. Dalam bagian ketiga dari Kitab al-Mujalasah wa Jawahirul ‘Ilmi karya Abu Bakar Muhammad bin Marwan ad-Dinawari (w 333 H), 

dari jalur al-Asma’i terdapat riwayat: ‘Aku mendengar seorang badui berkata: ‘Apabila kamu ingin mengenali seseorang, maka perhatikan bagaimana kerinduannya pada tanah airnya, kerinduannya kepada kawan-kawannya dan tangisannya atas apa yang telah berlalu dari zamannya.” (Abdurrahman as-Sakhawi, al-Maqasid al-Hasanah minal Ahadits al-Masyhurah ‘alal Alsinah, [Dar al-Kitab al-‘Arabi], halaman 297).

Penjelasan Imam as-Sakhawi sebagai pakar hadits ini memberi pemahaman bahwa meskipun jargon ‘hubbul wathan minal iman’ bukan hadits, namun maknanya sahih, maknanya benar dan dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam untuk mencintai tanah air, sebagaimana Nabi Muhammad Saw mencintai Makkah dan Madinah. Sehingga banyak ulama yang menggunakan istilah tersebut sebagai konsep ukhuwah wathaniyah dalam ajaran islam.

wallahua’lam.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *