- Shalat Tarawih
Shalat tarawih merupakan shalat sunnah yang dikerjakan khusus pada malam bulan Ramadhan. Shalat ini hukumnya sunnah muakkad, boleh dikerjakan sendiri atau berjamaah.
- Shalat tarawih dilakukan sesudah shalat Isya’ hingga waktu fajar. Bilangan rakaatnya yang pernah dilakukan Rasulullah Saw. ada delapan rakaat. Umar bin Khattab mengerjakan sampai 20 rakaat. Amalan Umar bin Khattab ini disepakati oleh ijma’.
Adapun niat shalat tarawih adalah sebagai berikut:
أُصَلِّ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْماً إِمَاماً اللَّهُ تَعَالَى
“Aku niat shalat tarawih dua rakaat (makmum/ imam) karena Allah ta’ala.”
- Shalat Witir
Shalat witir hukumnya yaitu sunnah, dan merupakan shalat yang sangat diutamakan. Dalam sebuah hadis dinyatakan: “Hai para pencita-cita Al-Qur’an, kerjakan shalat witir, karena Allah itu tunggal. Dia suka bilangan yang witir (ganjil).”
Waktu shalat witir adalah sesudah shalat Isya’ sampai terbit fajar, dan biasanya shalat witir itu dirangkaikan dengan shalat tarawih. Bilangan rakaatnya 1, 3, 5, 7. 9. atau 11 rakaat. Jumlah 11 rakaat sudah maksimal. sebagaimana dinyatakan ‘Aisyah r.a.: “Tidaklah pernah Nabi Saw. shalat malam (witir) melebihi sebelas rakaat”
Jika jumlah rakaatnya banyak, maka shalat witir dilakukan dua rakaat satu salam, lalu yang terakhir satu rakaat dengan satu salam. Adapun niat shalat witir, untuk yang dua rakaat sebagai berikut:
أَصَلَّ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ اللَّهِ تَعَالَى
“Aku niat shalat witir dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Sedangkan untuk shalat witir satu rakaat sebagai berikut:
أَضَلَّ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً اللَّهُ تَعَالَى
“Aku niat shalat witir satu rakaat karena Allah ta’ala.”
- Tadarus Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan, apalagi di bulan mulia, bulan Ramadhan. Dan Rasulullah Saw. memberikan penghargaan lebih pada umatnya yang belajar Al-Qur’an dengan menyatakan bahwa manusia paling mulia adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkan nya, (HR. Bukhari). Selain itu bacaan Al-Qur’an mende tangkan rahmat dan ketenteraman bagi pembacanya.
sebagaimana hadis Rasulullah Saw.; “Tidak ada orang- orang yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an, kecuali mereka akan memperoleh ketenteraman, diliputi rahmat, dikitari oleh malaikat, dan nama mereka disebut-sebut oleh Allah dikalangan malaikat.”
Masih banyak lagi keutamaan membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an, pegangan hidup kita untuk kebahagiaan dunia akhirat. Pada prinsipnya, Ramadhan tak boleh kita sia-siakan begitu saja. Mengisi waktu-waktu luang di bulan Ramadhan dengan membaca dan mem- pelajari Al-Qur’an merupakan hal penting yang seharus- nya kita lakukan.
- I’tikaf di Masjid
I’tikaf pada bulan Ramadhan merupakan hal utama, sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw. Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah Saw. itu mengerjakan i’tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan dari bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah Saw. mengerjakan i’tikaf pada sepuluh hari penghabisan dari bulan Ramadhan, sehingga Allah ‘Azzawajalla mema- tikannya, kemudian beri’tikaflah para istri beliau Saw. itu sesudahnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Nabi Saw, itu mengerjakan i’tikaf dalam setiap bulan Ramadhan sebanyak sepuluh hari. Ketika pada tahun beliau Saw. dicabul ruhnya, yakni tahun wafatnya, maka beliau Saw. mengerjakan i’tikaf sebanyak dua puluh hari” (HR. Bukhari)
- Shalat Tahajud
Shalat tahajud merupakan shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam, sedikitnya dua rakaat dan sebanyak- banyaknya tak terbatas. Waktunya sesudah shalat Isya’ hingga waktu fajar, dan disyaratkan dilakukan sesudah bangun tidur, meskipun hanya tidur sebentar.
Shalat tahajud merupakan shalat yang sangat dianjur- kan. Allah Swt. berfirman: “Hendaknya engkau gunakan sebagian malam untuk shalat tahajud, sebagai shalat sunnat atas dirimu, mudah-mudahan Tuhan akan mem- bangkitkan engkau dengan kedudukan yang baik.” (QS. Al-Isra [17]: 97). Rasulullah juga bersabda: “Perin- tah Allah turun ke langit dunia di waktu tinggal seper- tiga yang akhir dari waktu malam, lalu berseru: Adakah orang-orang yang berdoa, pasti Aku kabulkan. Adakah orang yang meminta, pasti Ku berikan dan adakah yang meminta ampun, pasti Aku ampuni, sampai tiba waktu shubuh.”
Adapun niat shalat tahajud sebagai berikut:
أُصَلِّ سُنَّةَ التَّهَجُدِ رَكْعَتَيْنِ اللَّهِ تَعَالَى
“Aku niat shalat tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”
- Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan saat matahari sedang naik, kira-kira tujuh hasta, atau sekitar pukul 7 pagi, hingga tiba waktu Dhuhur. Shalat Dhuha dilaksanakan minimal 2 rakaat, dapat pula 4, 6, atau 8 rakaat. Pada rakaat pertama yang dibaca adalah Surah Asy-Syams, dan rakaat kedua dibaca Surah Adh-Dhuha.
Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa saja yang dapat mengerjakan shalat Dhuha dengan langgeng, akan di ampuni dosanya oleh Allah, sekali pun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi).
- Membaca Shalawat Nabi
Shalawat kepada Rasulullah Saw. memiliki keistime- waan yang luarbiasa. Al-Fasi bahkan menyatakan bahwa shalawat merupakan piranti terpenting bagi yang ingin mendekati Tuhannya. Hal ini karena ditinjau dari berba- gai aspek, di antaranya; shalawat mengandung tawassul kepada Allah Swt. dengan perantara kekasih pilihan-Nya. Selain itu Allah Swt. telah memerintahkan dan memoti- vasi kita untuk bershalawat atas Nabi Saw, sebagai peng-
hormatan dan penghargaan atas beliau Saw. Salah satu amalan shalawat yang bisa di terapkan sebagai amalan harian saat berpuasa adalah Shalawat
Malaikat Jibril, “Shallallahu ‘ala Muhammad.” Shala- wat ini dibaca setiap bakda Shubuh dan maghrib 500 kali, yang didahului membaca Istigfar (Astaghfirullahal ‘Adhim) sebanyak 100 kali.