PP-Darul Mu'minin

Senyummu Adalah Sedekah

Dalam bermasyarakat akan selalu dinilai antara baik atau buruk perilaku seseorang dalam menjalani bingkai kehidupan. Dalam hal ini, Manusia sebagai makhluk dengan jiwa sosial paling unggul yang akan mendapatkan julukan sosial human. Seharusnya manusia mampu memberikan warnanya tersendiri dalam melakukan interaksi dengan makhluk lainnya, khususnya menanamkan hal kebaikan kepada teman, kerabat, ataupun orang lain dengan cara berperilaku ramah dan santun. Hal kebaikan juga tidak hanya berlaku kepada sesama manusia saja, akan tetapi berperilaku baiklah kepada hewan dan tumbuhan. Karena dengan begitu, maka akan menimbulkan suatu ekosistem di mana hubungan baik selalu bertebaran di manapun tempatnya. 

Banyak orang bahkan diri kita sendiri yang menganggap bahwa senyum hanya berarti karena sedang bahagia atau sedang ketika kita mendapatkan kenikmatan yang wajib perlu kita syukuri. Namun, dalam islam ternyata senyum juga bernilai pahala. Senyum merupakan bentuk ekspresi yang lahir dari seseorang mencerminkan hatinya sedang mengalami kegembiraan dan ketenangan sehingga mampu mengekspresikan dalam bentuk senyum diwajahnya. Indahnya kehidupan walaupun hanya kehidupan sementara, namun mempunyai banyak cerita dan kisah-kisah di seputar kehidupan ini, entah itu peristiwa yang menyenangkan, mengharukan atau yang lainnya. Dengan senyuman dapat dipastikan seseorang sedang dalam keadaan senang. Baik senang karena rasa syukur atau senang karena bisa menikmati segala keindahan yang ada di kehidupan. 

Dalam Islam senyum juga merupakan sedekah, apabila kita bertemu dengan orang lain atau di hadapan saudara kita maka tersenyumlah, karena dengan begitu berarti kita sudah melakukan suatu amalan yang bernilai sedekah paling ringan yang diperhitungkan oleh Allah SWT sehingga menambah pahala kita. 

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

«تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ»

“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah bagimu” (Sahih, HR Tirmidzi no 1956).

Dengan tersenyum maka secara tidak langsung mendorong kita untuk berperilaku sopan dan santun kepada siapapun, tersenyumlah kepada siapapun tanpa harus mengharapkan imbalan berupa pujian yang mengarahkan kepada dirinya. Karena dengan banyaknya pujian yang mengarahkan kepada dirinya membuat orang tersebut menjadi sombong. Dalam keterangan hadits diatas menerangkan bahwa senyum dalam berbagai riwayat juga sudah menjadi kebiasaan sehari-hari Nabi Muhammad SAW. Hal itu beliau lakukan, karena senyuman bisa membuat orang lain yang melihatnya menjadi lebih bahagia.

Hal yang menarik ketika kita tersenyum di hadapan seseorang, maka berdasarkan sabda Rasulullah SAW merupakan suatu hal kebaikan dan jangan pula dianggap remeh. Rasulullah SAW bersabda, diriwayatkan dalam hadits Riwayat Muslim:

«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ»

“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. (HR Muslim no 2626).

Dengan tersenyum kepada orang lain juga sebagai upaya untuk mengurangi musuh dan mempunyai harapan, agar terus memperbanyak hubungan baik sehingga kita selalu diberikan kemudahan dalam segala hal, tentunya kemudahan dalam menjalani kehidupan di masa sekarang dan di masa yang akan datang, janganlah berhenti untuk bersyukur atas apa yang telah kita peroleh dan janganlah pernah bosan untuk terus berjuang melawan hawa nafsu dan semoga kita selalu mendapatkan kenikmatan dari Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Alamin. 

Wallahu a’lam bishsawab.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *