PP-Darul Mu'minin

Pentingnya Menata Niat Dalam Menuntut Ilmu

Dalam proses belajar tidak ada yang instan. Seorang pelajar atau santri harus melalui setiap proses yang ada, agar apa yang mereka pelajari dapat bermanfaat dan juga menjadi sebuah berkah dikehidupannya.

Salah satu proses dalam mencari manfaat dan berkah dari ilmu itu sendiri adalah dengan memperbaiki niat sebelum kita memulain belajar. Karena niat merupakan pokok dalam setiap perkara yang kita lakukan. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya amal itu, tergantung pada niat.”

Hal ini sebagaimana syair Imam Abu Hanifah dalam kitab Ta’lim Muta’alim :

مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِلْمَعَادِ    فَازَ بِفَضْلٍ مِنَ الرَّشَادِ

“Barang siapa menuntut ilmu untuk bekal akhirat, maka orang tersebut beruntung dengan mendapatkan anugerah (keutamaan) dari petunjuk jalan kebenaran.

فَيَا لْخُسْرَانِ طَالِبِيْهِ      لِنَيْلِ فَضْلٍ مِنَ الْعِبَادِ

Maka amatlah merugi orang-orang yang menuntut ilmu hanya demi mendapatkan kehormatan di hadapan manusia belaka.”

Nabi bersabda “Barangsiapa menuntut ilmu yang semestinya diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah ﷻ, namun ia tidak belajar kecuali untuk menghasilkan tujuan duniawi, maka ia tak akan pernah bisa mencium semerbak wangi surga” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Abu Daud dan Ibnu Majah).   

Dalam hadist lain, Nabi Muhammad Saw bersabda “Barangsiapa mencari ilmu karena selain Allah, atau ia menghendaki dengan ilmu untuk selain ridla Allah ﷻ, maka ambilah tempatnya dari neraka” (HR. al-Tirmidzi dan al-Nasa’i).

Secara singkat niat dalam mencari ilmu adalah dalam rangka untuk menghilangkan kebodohon dari diri sendiri dan orang lain terutama keluarga dan kerabat dekat. Sebab semua manusia terlahir dalam keadaan bodoh atau tidak mengetahui sesuatu apa pun.

وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS.An Nahl : 78). Dalam ayat di atas, selanjutnya Allah menyebutkan tiga nikmat secara khusus yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati karena kemuliaan dan keutamaanya. Ketiga hal ini merupakan kunci bagi setiap ilmu. Seorang hamba tidak akan memeperoleh ilmu kecuali melalui salah satu pintu ini. (Taisiir Al Kariimi Ar Rahman Surat Luqman).

Dalam belajar juga harus memiliki sifat tawadhu’. Tawadhu’ merupakan akhlak bagi orang-orang yang taqwa. Orang yang memiliki sikap tawadhu’ sudah pasti derajatnya akan dinaikkan. Jangan sampai dengan ilmu yang sudah didapat, digunakan untuk melakukan kesombongan.

KH Hasyim Asy’ari menyampaikan beberapa dalil, di antaranya sabda Nabi “Barangsiapa mencari ilmu karena untuk menjatuhkan para ulama, mendebat orang-orang bodoh, atau memalingkan wajah-wajah manusia kepadanya, maka Allah memasukannya ke neraka” (HR. al-Tirmidzi).

Maka dari itu wajib bagi para penuntut ilmu untuk menata niatnya dalam mempelajari ilmu semata-mata karena Allah SWT, agar mendapatkan manfaat, keutamaan, serta berkah dari ilmu yang dipelajari.


Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *